a) Penyakit bulai (Downy mildew)
Penyebab: cendawan Peronosclero spora maydis dan P. spora javanica serta
P. spora philippinensis. yang akan merajalela pada suhu udara 27
derajat C ke atas serta keadaan udara lembab. Gejala: (1) pada tanaman
berumur 2-3 minggu, daun runcing dan kecil, kaku dan pertumbuhan batang
terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora
cendawan warna putih; (2) pada tanaman berumur 3-5 minggu, tanaman yang
terserang mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dan
perubahan warna ini dimulai dari bagian pangkal daun, tongkol berubah
bentuk dan isi; (3) pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan
pada daun tua. Pengendalian: (1) penanaman dilakukan menjelang atau
awal musim penghujan; (2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman,
penanaman varietas unggul; (3) dilakukan pencabutan tanaman yang
terserang, kemudian dimusnahkan.
b) Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak
bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna
coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal
daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat
kekuningkuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh
permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman
hendaknya selalu dilakukan guna menekan meluasnya cendawan; (2) mekanis
dengan mengatur kelembaban lahan agar kondisi lahan tidak lembab; (3)
kimiawi dengan pestisida antara lain: Daconil 75 WP, Difolatan 4 F.
c) Penyakit karat (Rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan Puccinia polypora Underw.
Gejala: pada tanaman dewasa yaitu pada daun yang sudah tua terdapat
titik-titik noda yang berwarna merah kecoklatan seperti karat serta
terdapat serbuk yang berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini
kemudian berkembang dan memanjang, kemudian akhirnya karat dapat berubah
menjadi bermacam-macam bentuk. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban
pada areal tanam; (2) menanam varietas unggul atau varietas yang tahan
terhadap penyakit; (3) melakukan sanitasi pada areal pertanaman jagung;
(4) kimiawi menggunakan pestisida seperti pada penyakit bulai dan bercak
daun.
d) Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung,
Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC. Gejala: pada tongkol ditandai dengan
masuknya cendawan ini ke dalam biji sehingga terjadi pembengkakan dan
mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus
terdesak hingga pembungkus rusak dan kelenjar keluar dari pembungkus dan
spora tersebar. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban areal pertanaman
jagung dengan cara pengeringan dan irigasi; (2) memotong bagian tanaman
kemudian dibakar; (3) benih yang akan ditanam dicampur dengan fungisida
secara merata hingga semua permukaan benih terkena.
e) Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab:
cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw),
Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme. Gejala: dapat
diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna
merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat
sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung varietas unggul, dilakukan
pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; (2)
penyemprotan dengan fungisida setelah ditemukan gejala serangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar