...experiments... Ahmad Farhan...
...Various Latest Info...:) ...Enjoy in My Blogger...:)
Selasa, 17 April 2018
Selasa, 02 Januari 2018
Kamis, 03 Oktober 2013
Bahan Pewarna Makanan
Pewarna alami diperoleh dari tanaman ataupun hewan yang berupa pigmen. Beberapa pigmen alami yang banyak terdapat di sekitar kita antara lain: klorofil (terdapat pada daun-daun berwarna hijau), karotenoid (terdapat pada wortel dan sayuran lain berwarna oranye-merah). Umumnya, pigmen-pigmen ini bersifat tidak cukup stabil terhadap panas, cahaya, dan pH tertentu. Walau begitu, pewarna alami umumnya aman dan tidak menimbulkan efek samping bagi tubuh (Anonim, 2008)
Pewarna buatan untuk makanan diperoleh melalui proses sintesis kimia buatan yang mengandalkan bahan-bahan kimia, atau dari bahan yang mengandung pewarna alami melalui ekstraksi secara kimiawi. Beberapa contoh pewarna buatan yaitu :
- Warna kuning : tartrazin, sunset yellow
- Warna merah : allura, eritrosin, amaranth.
- Warna biru : biru berlian
No | Pewarna Sintetis | Warna | Mudah larut di air |
1 | Rhodamin B | Merah | Tidak |
2 | Methanil Yellow | Kuning | Tidak |
3 | Malachite Green | Hijau | Tidak |
4 | Sunset Yelow | Kuning | Ya |
5 | Tatrazine | Kuning | Ya |
6 | Brilliant Blue | Biru | Ya |
7 | Carmoisine | Merah | Ya |
8 | Erythrosine | Merah | Ya |
9 | Fast Red E | Merah | Ya |
10 | Amaranth | Merah | Ya |
11 | Indigo Carmine | Biru | Ya |
12 | Ponceau 4R | Merah | Ya |
Proses pembuatan zat warna sintetis biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat racun. Pada pembuatan zat pewarna organic sebelum mencapai produk akhir,harus melalui suatu senyawa antara dulu yang kadang-kadang berbahaya dan sering kali tertinggal dalam hal akhir, atau berbentuk senyawa-senyawa baru yang berbahaya. Untuk zat pewarna yang tidak boleh ada.
Zat warna yang akan digunakan harus menjalani pengujian dan prosedur penggunaannya, yang disebut proses sertifikasi. Proses sertifikasi ini meliputi pengujian kimia, biokimia, toksikologi, dan analisis media terhadap zat warna tersebut.
Macam Macam Pemanis Buatan
Macam-macam pemanis buatan :
Siklamat
Citarasa ini amat disukai oleh anak-anak karena mampu mempertajam citarasa dari campuran yang digunakan, karena rasa manis yang mencolok Siklamat dapat menutupi rasa pahit. Di Indonesia sebenarnya bahan ini sudah dilarang penggunaannya kecuali untuk kepentinga pengobatan penderita diabetes namun pada kenyataanya masih saja ada yang menjual dan menggunakannya. Bahan ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kanker kandung kemih.
Sakarin
Bahan ini tidak jauh berbeda dengan siklamat fungsinya untuk menambah manis namun biasanya terasa oahit di pangkal lidah. Tapi apakah hal ini juga dirasakan oleh anak-anak kita ? Manisnya 700 kali gula
Aspartame
mengandung berbagai toksin yang meyebabkan gejala sakit kepala, alergi, dan gejala penyakit autoimun (autoimmune disease) serta menyebabkan penumpukan formaldehide ang merusak syaraf otak.
Sucralose, Klorinasi gula(sucrose), sudah bayak ditemukan efek samping seperti timbul rasa cemas, serangan panik, sakit kepala, gelisah, alergi dan diare.
Xylitol
Untuk jenis ini masih dibilang aman karena masih bisa digunakan untuk bahan-bahan konsumsi manusia. Xylitol dapat dijumpai pada permen atau tablet hisap. Biasanya akan terasa dingin jika lumer atau cair dalam mulut. Bahkan dipasaran sudah ada produk yang terang-terangan menggunakan brand Xylitol untuk produknya.
Sorbitol
Pemanis ini juga aman karena masih boleh digunakan untuk konsumsi manusia. Pemanis ini memberikan efek lembut dan dingin di lidah dan mulut.
MACAM - MACAM ZAT PENGAWET MAKANAN
MACAM - MACAM ZAT PENGAWET MAKANAN
Jenis bahan yang bisa dijadikan sebagai
pengawet alami sangat beragam jenisnya antara lain :
1. Garam
Garam yang
kemudian dibuat larutan , dan dimasukkan ke dalam jaringan diyakini mampu
menghambat pertumbuhan aktivitas bakteri penyebab pembusukan, sehingga makanan
tersebut jadi lebih awet. Prosesnya biasa disebut dengan pengasinan (curing)
atau penggaraman. Pengawetan dengan garam ini memungkinkan daya simpan yang
lebih lama dibandingkan dengan produk segarnya yang hanya bisa bertahan selama
beberapa hari atau jam. Contohnya ikan yang hanya tahan beberapa hari, bila
diasinkan dapat tahan selama berminggu – minggu. Tentu saja prosedur pengawetan
ini memerlukan perhatian karena konsumsi garam secara berlebuhan bisa memicu
penyakit darah tinggi.
2. Karagenan
Keragenan
adalah bahan alami pembentuk gel yang dapat digunakan untuk mengenyalkan bakso
dan mie basah sebagai bahan alternatif yang aman pengganti borax. Karagenan
dihasilkan dari rumput laut Euchema sp yang telah dibudidayakan di berbagai
perairan Indonesia. Dijelaskannya bahwa setiap 1 kilogram bakso membutuhkan 0,5
- 1,5 gram karagenan untuk mengenyalkannya. Di pasaran 0,5
- 1,5 gram karagenan dijual dengan harga Rp750 sampai Rp900. Karagenan dalam
industri sering dijadikan bahan campuran kosmetik, obat-obatan, es krim, susu,
kue, roti dan berbagai produk makanan
3. Buah Picung
Pohon picung atau kluwak (jawa)
banyak tersebar di seluruh nusantara. Selain sebagai bumbu masak dapur, biji
buah picung juga bisa dimanfaatkan sebagai pengawet alami ikan segar. Kombinasi
2 % biji buah picung dan 2% garam dari total berat ikan telah mampu mengawetkan
ikan kembung segar selama 6 hari tanpa merubah mutu.
Normalnya, ikan kembung segar yang disimpan di suhu kamar tanpa penambahan picung atau es hanya bisa bertahan 6 jam. Lebih dari itu, ikan tersebut akan busuk dan rusak. Hasil penelitian R.A Hangesti Emi Widyasari, mahasiswa S2 Program Studi Teknologi Kelautan Sekolah Pasca Sarjana IPB ini merupakan terobosan dalam mengatasi kesulitan pemerolehan dan menekan harga es batu. Disamping menghindari penggunaan larutan formalin yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Seorang nelayan untuk mempertahankan mutu ikan hasil tangkapannya membutuhkan es batu minimal 1 :1 berat ikan segar. Bila ikan yang ditangkap 50 kg, maka nelayan membutuhkan es batu minimal 50 kg pula. Namun dengan memanfaatkan cacahan biji buah picung, nelayan hanya membutuhkan 1 kg cacahan biji buah picung untuk 50 kg ikan segar
Normalnya, ikan kembung segar yang disimpan di suhu kamar tanpa penambahan picung atau es hanya bisa bertahan 6 jam. Lebih dari itu, ikan tersebut akan busuk dan rusak. Hasil penelitian R.A Hangesti Emi Widyasari, mahasiswa S2 Program Studi Teknologi Kelautan Sekolah Pasca Sarjana IPB ini merupakan terobosan dalam mengatasi kesulitan pemerolehan dan menekan harga es batu. Disamping menghindari penggunaan larutan formalin yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Seorang nelayan untuk mempertahankan mutu ikan hasil tangkapannya membutuhkan es batu minimal 1 :1 berat ikan segar. Bila ikan yang ditangkap 50 kg, maka nelayan membutuhkan es batu minimal 50 kg pula. Namun dengan memanfaatkan cacahan biji buah picung, nelayan hanya membutuhkan 1 kg cacahan biji buah picung untuk 50 kg ikan segar
4. Biji Kepayang
Pohon tanaman ini memiliki tinggi
hingga 40 m dengan diameter batang 2,5 m. Jika melihat uraian
diatas, maka dapat dikatakan tanaman ini tumbuh tersebar luas hampir di seluruh
Nusantara. Kepayang mulai berbuah di awal musim hujan pada umur 15
tahun dengan jumlah 300 biji di setiap pohonnya .
Tanaman ini telah lama digunakan
sebagai bahan pengawet ikan. Untuk dapat memanfaatkannya sebagai pengawet, biji
dicincang halus dan dijemur selama 2-3 hari. Hasil cincangan tanaman ini
kemudian dimasukkan ke dalam perut lkan laut yang telah dibersihkan isi
perutnya. Cincangan biji Kepayang memiliki efektivitas sebagai pengawet ikan
hingga 6 hari . Khusus untuk pengangkutan jarak jauh, tanaman ini dicampur
garam, dengan perbandingan 1 bagian garam dan 3 bagian biji Kepayang.
5. Gambir
Tanaman gambir
(Uncariae Romulus et Uncus) di Indonesia daun dan getahnya digunakan
untuk bahan kelengkapan untuk menyirih. Tanaman yang termasuk keluarga Rubiaceae
ini juga sering digunakan untuk obat luka bakar, sakit kepala, diare,
disentri, sariawan, dan sakit kulit, serta bahan penyamak kulit dan bahan
pewarna tekstil.
Secara alami para produsen makanan sering menggunakan
tanaman yang daunnya berbentuk bujur sangkar dengan permukaan licin ini untuk
pengawet makanan. Pasalnya, dalam daun ini terdapat sebuah kandungan katekin
yang dapat mengawetkan makanan dari kerusakan akibat mikroorganisme dan
degradasi reaksi oksidasi (penyebab basi).
6. Kitosan
Kitosan dihasilkan dari chitin dan
mempunyai struktur kimia yang sama dengan kitin, terdiri dari rantai molekul
yang panjang dan berat molekul yang tinggi. Perbedaan antara kitin dan kitosan
adalah pada setiap cincin molekul kitin terdapat gugus asetil (-CH3-CO)
pada atom karbon kedua, sedangkan pada kitosan terdapat gugus amina (-NH).
Kitosan dapat dihasilkan dari kitin melalui proses deasetilasi yaitu dengan
cara direaksikan dengan menggunakan alkali konsentrasi tinggi dengan waktu yang
relatif lama dan suhu tinggi.
Chitosan adalah biopolimer yang
mempunyai keunikan yaitu dalam larutan asam, kitosan memiliki karakteristik kation
dan bermuatan positif, sedangkan dalam larutan alkali, kitosan akan mengendap.
Indikator parameter daya awet chitosan:
a) Keefektifan
dalam mengurangi jumlah lalat yang hinggap.
Pada konsentrasi chitosan 1,5 % dapat
mengurangi jumlah lalat secara significant.
b) Pada uji mutu
hedonik penampakan dan rasa ditunjukkan bahwa penampakan ikan asin dengan
coating chitosan lebih baik bila dibandingkan dengan ikan asin kontrol (tanpa
formalin dan chitosan) dan ikan asin dengan formalin. Coating chitosan pada ikan
cucut asin memberikan rasa yang lebih baik dibanding dengan kontrol (tanpa
formalin dan chitosan) dan perlakuan formalin.
c) Keefektifan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri dimana pada pengujian diperlihatkan hasil
bahwa nilai TPC (bakteri) sampai pada minggu kedelapan pelapisan chitosan,
masih sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia) ikan asin yakni dibawah 1
x !0 5 koloni per gram. Kemampuan dalam menekan pertumbuhan bakteri
disebabkan chitosan memiliki polikation yang bermuatan positif yang mampu
menghambat pertumbuhan bakteri dan kapang.
d) Kadar air pada
perlakuan dengan pelapisan chitosan sampai 8 minggu menunjukan kemampuan
chitosan dalam mengikat air, karena sifat hidrofobik sehingga dengan sifat ini
akan menjadi daya tarik pada pengolah ikan asin dalam aspek ekonomi.
BAHAN / ZAT PENGAWET MAKANAN
Bahan
pengawet pada makanan dan minuman berfungsi menekan pertumbuhan mikroorganisme
yang merugikan, menghindarkan oksidasi makanan sekaligus menjaga nutrisi
makanan. Natrium Benzoat dikenal juga dengan nama Sodium Benzoat atau Soda
Benzoat. Bahan pengawet ini merupakan garam asam Sodium Benzoic, yaitu lemak
tidak jenuh ganda yang telah disetujui penggunaannya oleh FDAdan telah
digunakan oleh para produsen makanan dan minuman selama lebih dari 80 tahun
untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme (jamur).
Bahan
Pengawet yang Diperbolehkan :
1. Asam Benzoat,
2. Asam Propionat,
3. Asam Sorbat,
4. Sulfur Dioksida,
5. Etil P-Hidroksi Benzoat,
6. Kalium Benzoat,
7. Kalium Sulfit,
8. Kalium Bisulfit,
9. Kalium Nitrat,
10. Kalium Nitrit,
11. Kalium Propionat,
12. Kalium Sorbat,
13. Kalsium Propionat,
14. Kalsium Sorbat,
15. Kalsium Benzoat,
16. Natrium Benzoat,
17. Metil-P-Hidroksi Benzoat,
18. Natrium Sulfit,
19. Natrium Bisulfit,
20. Natirum Metabisulfit,
21. Natrium Nitrat,
22. Natrium Nitrit,
23. Natrium Propionat,
24. Nisin, dan
25. Propil-P-Hidroksi Benzoat.
Bahan
Pengawet yang diperbolehkan namun kurang atau tidak aman
Beberapa zat pengawet berikut
diindikasikan menimbulkan efek negatif jika dikonsumsi oleh individu tertentu,
semisal yang alergi atau digunakan secara berlebihan.
ü
Kalsium
Benzoat
Bahan pengawet ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri
penghasil toksin (racun), bakteri spora dan bakteri bukan pembusuk. Senyawa ini
dapat mempengaruhi rasa. Bahan makanan atau minuman yang diberi benzoat dapat
memberikan kesan aroma fenol, yaitu seperti aroma obat cair. Asam benzoat
digunakan untuk mengawetkan minuman ringan, minuman anggur, saus sari buah,
sirup, dan ikan asin. Bahan ini bisa menyebabkan dampak negatif pada penderita
asma dan bagi orang yang peka terhadap aspirin. Kalsium Benzoat bisa memicu
terjadinya serangan asma.
ü
Sulfur
Dioksida (SO2)
Bahan pengawet ini juga banyak ditambahkan pada sari buah,
buah kering, kacang kering, sirup dan acar. Meski bermanfaat, penambahan bahan
pengawet tersebut berisiko menyebabkan perlukaaan lambung, mempercepat serangan
asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.
ü
Kalium
nitrit
Kalium nitrit berwarna putih atau kuning dan kelarutannya
tinggi dalam air. Bahan ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging
dan ikan dalam waktu yang singkat. Sering digunakan pada daging yang telah
dilayukan untuk mempertahankan warna merah agar tampak selalu segar, semisal
daging kornet.
ü
Jumlah nitrit yang ditambahkan
biasanya 0,1% atau 1 gram/kg bahan yang diawetkan. Untuk nitrat 0,2% atau 2
gram/kg bahan. Bila lebih dari jumlah tersebut bisa menyebabkan keracunan,
selain dapat mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ
tubuh, menyebabkan kesulitan bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan
muntah-muntah.
ü
Kalsium
Propionat/Natrium Propionat
Keduanya yang termasuk dalam golongan asam propionat sering
digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Bahan pengawet ini
biasanya digunakan untuk produk roti dan tepung. Untuk bahan tepung terigu,
dosis maksimum yang disarankan adalah 0,32% atau 3,2 gram/kg bahan. Sedangkan
untuk makanan berbahan keju, dosis maksimumnya adalah 0,3% atau 3 gram/kg
bahan. Penggunaaan melebihi angka maksimum tersebut bisa menyebabkan migren,
kelelahan, dan kesulitan tidur.
ü
Natrium
Metasulfat
Sama dengan Kalsium dan Natrium Propionat, Natrium
Metasulfat juga sering digunakan pada produk roti dan tepung. Bahan pengawet
ini diduga bisa menyebabkan alergi pada kulit.
ü
Asam
Sorbat
Beberapa produk beraroma jeruk, berbahan keju, salad, buah
dan produk minuman kerap ditambahkan asam sorbat. Meskipun aman dalam
konsentrasi tinggi, asam ini bisa membuat perlukaan di kulit. Batas maksimum
penggunaan asam sorbat (mg/l) dalam makanan berturut-turut adalah sari buah
400; sari buah pekat 2100; squash 800; sirup 800; minuman bersoda 400.
Bahan pengawet yang dilarang meliputi:
1.
Asam Borat: nama lainnya borak, gendar, obat puli dsb.
Borak dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal. Borak sebenarnya merupakan bahan
antiseptik lantai, bahan untuk las tetapi disalahgunakan sebagai bahan pengawet
pada bakso, mie, kerupuk dsb, karena punya kelebihan selain bisa mengawetka
juga dapat mengenyalkan.
2.
Asam Salisilat: dahulu sering digunakan sebagai pengawet
teh botol
3.
Kloramfenikol: merupakan salah satu antibiotik yang
disalahgunakan sebagai pengawet udang segar. Penggunaan antibiotik yang tidak
rasional akan berdampak terjadinya resistensi pada pengobatan.
4.
Formalin: nama lain formaldehyd beberapa waktu yang lalu
heboh diberitakan di media masa penyalahgunaan formalin. Formalin sebenarnya
digunakan sebagai pengawet manyat tetapi disalahgunakan sebagai pengawet
makanan., padahal formalin sangat berbahaya bagi kesehatan manusia karena
bersifat karsinogenik.Jumat, 19 Juli 2013
Teori Evolusi Menurut Para Ahli
1.
Carolus Linnaeus (1707 - 1778)
Membuat sebuah
ketentuan cara mencari keteraturan posisi antar makhluk hidup dengan
mencari persamaan sifat, dan mengelompokkan yang mirip ke dalam satu kelompok.
Pengelompokan dilakukan secara berjenjang (diistilahkan dengan takson), mulai
dari jenjang yang paling rendah (takson spesies) sampai jenjang yang paling
tinggi (takson kingdom). Jenjang ditentukan dari pengelompokan dengan kemiripan
sifat-sifat khusus, menempati takson terendah, sampai pada jenjang untuk
pengelompokan makhluk hidup dengan kategori sifat-sifat umum pada takson yang
paling tinggi. Linnaeus juga membuat suatu cara penamaan jenis makhluk hidup
dengan sistem Binomial nomenklatur. Dengan sumbangan ilmunya ini Linnaeus disebut
sebagai pendiri Taksonomi, suatu ilmu yang membahas tentang penamaan dan
pengelompokan makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
2.
Georges Cuvier (1769 - 1832)
Ahli anatomi, tetapi
sangat perhatian terhadap paleontologi (ilmu mengenai fosil). Cuvier mendukung
teori Katastropi (catastrophism) yang menyatakan bahwa makhluk hidup setiap
strata tidak ada hubungan kekerabatan karena setiap strata terbentuk akibat
terjadinya bencana alam, seperti gempa, banjir, atau kemarau yang panjang. Jika
strata lenyap oleh bencana, muncul strata baru lengkap dengan makhluk hidup
baru, yang berpindah dari daerah lain. Dari temuan fosil di lembah Paris,
Cuvier menyimpulkan bahwa batuan yang membentuk bumi ini tersusun berupa
lapisan-lapisan (strata). Setiap strata dihuni oleh berbagai makhluk hidup yang
unik, berbeda strukturnya dengan makhluk penghuni strata lainnya. Cuvier yakin
bahwa makhluk modern di lapisan bumi paling atas sangat berbeda dengan makhluk
di strata tua di lapisan bawah.
3.
James Hutton (1726 - 1797)
Mengemukakan
teori gradualisme, yang menyebutkan bahwa bentuk bumi dan lapisan-lapisannya
merupakan hasil perubahan yang berlangsung secara bertahap, terus-menerus, dan
lambat (dalam waktu lama).
4.
Charles Lyell (1797 - 1875)
Mengemukakan
teori Uniformitarianisme (keseragaman). Menurut Lyell, proses perubahan lapisan
batuan dan bentuk permukaan bumi dari zaman ke zaman selalu sama atau tidak
berubah. Charles Darwin, terinspirasi oleh teori Hutton dan Lyell dengan
membuat sebuah pemikiran bahwa perubahan bumi secara lambat menunjukkan bumi
sudah tua. Kemudian proses yang lambat, tetapi terus-menerus dalam waktu lama
pasti menghasilkan perubahan yang cukup besar.
5.
Jean Baptiste Lamarck (1744 - 1829)
Melihat adanya
kecenderungan makhluk sederhana berubah menjadi makhluk yang lebih kompleks
dengan prinsip adanya proses perubahan menuju kesempurnaan. Perubahan menjadi
sempurna ini menurut Lamarck karena harus beradaptasi pada lingkungannya.
Proses adaptasi ini dijelaskan Lamarck melalui dua hal. Pertama, adanya proses
use (menggunakan) dan disuse (tidak menggunakan) dari bagian-bagian tubuh
organisme, bergantung pada kebutuhannya. Contoh yang diberikan oleh Lamarck,
yaitu otot bisep (otot lengan atas) yang digunakan terus-menerus, dan otot
leher jerapah yang digunakan untuk menggapai dedaunan pada pohon-pohon tinggi.
Menurut
Lamarck, organ tubuh yang digunakan secara luas untuk menghadapi lingkungan
akan berkembang lebih besar, sedangkan bagian tubuh yang kurang digunakan akan
mengalami penyusutan. Kedua, Lamarck berkeyakinan adanya pewarisan sifat-sifat
yang diperoleh. Keadaan otot bisep yang semakin besar akibat penggunaan
terus-menerus akan diwariskan kepada keturunannya. Dengan kata lain, keturunan
akan lahir dengan sifat otot bisep besar dengan sendirinya.
Demikian
pula, leher panjang jerapah akan terwaris dengan sendirinya kepada
keturunannya. Padahal perubahan organ tubuh tersebut hasil modifikasi, dan
tidak ada bukti bahwa sifat-sifat yang diperoleh dapat diwariskan. Suatu
kehormatan bagi Lamarck, adanya pengakuan bahwa memang adaptasi terhadap
lingkungan merupakan produk evolusi.
a. Pada awalnya
seluruh jerapah berleher pendek, sementara daun-daunan makanannya di pohon
harus dijangkau karena letaknya yang tinggi.
b. Karena sering
menjangkau daun, leher jerapah semakin panjang sehingga jerapah generasi
berikutnya semakin tinggi.
c. Penyesuaian
dan pewarisan hasil adaptasi ini berlanjut sehingga jerapah masa kini berleher
panjang.
6. Charles Darwin (1809 - 1882)
Menjelaskan
bahwa evolusi menghasilkan keanekaragaman hayati. Makhluk hidup mengalami
evolusi melalui mekanisme seleksi alam. Organisme yang kuatlah yang akan
melestarikan jenisnya. Darwin, mengemukakan pula adanya kemampuan adaptasi
organisme agar mampu melewati seleksi alam. Darwin menggambarkan fenomena
ketiga hal ini melalui contoh yang terkenal, yaitu gambar perkembangan leher
jerapah.
Contoh ini menjadi komparatif
terhadap contoh perkembangan leher jerapah dari Lamarck.
a. Populasi jerapah, panjang
lehernya berbeda-beda, ada yang panjang ada yang pendek.
b. Terjadi seleksi alam dalam
hal mendapatkan makanan. Jerapah berleher pendek mati.
c. Seleksi alam berlanjut
sehingga menghasilkan generasi jerapah seperti sekarang.
Menurut
Darwin, seluruh makhluk hidup berkerabat melalui garis keturunan dari organisme
yang hidup pada zaman purbakala. Keturunan yang berpencar ke berbagai macam
habitat di muka bumi akan mengembangkan kemampuannya beradaptasi sampai setiap
jenis sesuai dengan habitatnya. Dalam proses adaptasi inilah sebenarnya makhluk
hidup sedang melewati fase seleksi alamiah. Karena adaptasi ke berbagai ragam
habitat inilah sejarah makhluk hidup dapat digambarkan seperti sebuah pohon
yang berangkat dari sebuah titik, menjalar menjadi batang, cabang, ranting,
sampai ke ujung ranting, seperti pendapat Whitaker yang ditunjukkan pada Gambar
4.4. Pada tiap awal percabangan terdapat titik-titik nenek moyang bagi
organisme yang berada di cabang-cabangnya. Sungguh analog dengan taksonomi dari
Carolus Linnaeus.
7. Alfred Russel Wallace (1923 -
1913)
Mengembangkan
teori yang serupa dengan teori Darwin. Dasar teori wallace adalah penelitian
Biologi perbandingan di Brasilia dan Hindia Belanda (sekarang Indonesia), dan
Malaya. Buku penelitiannya berjudul “On the tendency of varieties to depart
indefinitely from the original type”. Teorinya sama dengan yang dikembangkan
Darwin.
8. August Weissman
Menumbangkan
teori Lamarck. Weismann memotong ekor tikus beberapa generasi. Menurut teori
Lamarck, hal tersebut akan menyebabkan timbulnya jenis tikus yang tidak
berekor. Namun, hasil percobaan Weismann menunjukkan bahwa sampai generasi
terakhir ekor tikus tetap sama panjangnya.
9. Erasmus Darwin (1731 - 1802)
Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles Robert Darwin, seorang
tokoh evolusi berkebangsaan Inggris. Teorinya adalah bahwa evolusi terjadi
karena bagian fungsional terhadap stimulasi adalah diwariskan. Ia menyusun buku
yang berjudul Zoonamia
yang menentang teori evolusi dari Lamarck.
10. Count de Buffon (1707 - 1788)
Buffon berpendapat bahwa
variasi-variasi yang terjadi karena pengaruh alam sekitar diwariskan sehingga
terjadi penimbunan variasi.
11. Empedoclas (495 - 435 SM)
Empedoclas adalah seorang filosof Yunani.
Ia mengemukakan teori bahwa kehidupan berasal dari lumpur hitam yang mendapat
sinar dari matahari dan berubah menjadi makhluk hidup. Evolusi terjadi dengan
dimulainya makhluk hidup yang sederhana kemudian berkembang menjadi sempurna
dan akhirnya menjadi beraneka ragam seperti sekarang ini.
12. Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles adalah seorang filosof yang
berasal dari Yunani, yang mencetuskan teori evolusi. Ia mengatakan bahwa
evolusi yang terjadi berdasarkan metafisika alam, maksudnya metafisika alam
dapat mengubah organisme dan habitatnya dari bentuk sederhana ke bentuk yang
lebih kompleks.
13. Anaximander (500 SM)
Anaximander juga merupakan seorang filosof
yang berasal dari Yunani. Ia berpendapat bahwa manusia berawal dari makhluk
akuatik mirip ikan dan mengalami proses evolusi.
14. Plato
Pandangan
idealis Plato memiliki efek mendalam pada biologi. Baginya, struktur dan bentuk
organisme dapat dipahami dari fungsi mereka yang pada gilirannya dirancang
untuk mencapai kebaikan tertinggi dan harmoni yang dikenakan oleh pencipta
eksternal.
Manfaat dan Dampak Rumah Kaca
Manfaat Rumah Kaca :
- Digunakan sebagai tempat yang dapat digunakan untuk
menanam sayuran dan berbagai tanaman lain di berbagai cuaca.
- Digunakan sebagai pelindung tanaman agar berbagai hewan
baik hewan besar maupun kecil tidak dapat masuk.
- Dugunakan sebagai pelindung tanaman dari hujan dan
pemeliharaan irigasi.
- Digunakan sebagai alat yang dapat membuat bumi kita tetap
hangat.
- Digunakan sebagai pelindung
agar tanaman tidak mudak terserang penyakit
Dampak Rumah Kaca:
- menyebabkan suhu bumi meningkat.
- menyebabkan suhu air laut meningkat.
- menyebabkan mencairnya es di kutub karena suhu yang
meningkat.
- menyebabkan pola musim sulit
diperkirakan.
Mengapa Pemanasan Global Diperlukan?
Karena Pemanasan Glogal tidak hanya berdampak negatif bagi
kehidupan melainkan juga mempunyai dam pak positif seperti :
- Potensi yang lebih tinggi pada hasil pertanian di daerah yang terletak pada posisi lintang tengah.
- Potensi penambahan kayu global pada hutan yang dikelola dengan baik dan benar.
- Peningkatan ketersediaan air untuk populasi pada beberapa wilayah yang relatif kering, sebagai contoh di sebagian wilayah Asia Tenggara.
- Pengurangan angka kematian pada musim dingin pada bumi di belahan lintang tengah dan lintang tinggi.
- Pengurangan permintaan energi untuk pemanas ruangan akibat suhu udara pada musim dingin tidak terlalu dingin.
Energi yang Meresap Akibat Rumah Kaca Antara Lain :
- Karbon Dioksida (CO2)
- Nitrogen Monoksida (NO)
- Nitrogen Dioksida (NO2)
- Nitrogen Monoksida (NO)
- Nitrogen Dioksida (NO2)
- Klorofluorokarbon (CFC)
- Metana
Persenan Pembagian Energi :
- 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
- 25% diserap awan
- 45% diserap permukaan bumi
- 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Langganan:
Postingan (Atom)